Turut Berduka Cita Bagi Korban Gempa Bumi Di Pidie Jaya Aceh Dan Sekitarnya

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengambarkan dampak dari Aceh kepada awak media dikala menggelar konferensi pers di Gedung BNPB, Jakarta, Kamis (7/12).

Dalam keterangannya, Sutopo menjelaskan bahwa sebanyak 14 bangunan roboh serta 26 warga meninggal akhir gempa bumi tektonik bermagnitudo 6,5 di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh pada Rabu (7/12) pagi.

Sementara itu, Data Pusat Pengendali  Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga  pukul 15.00 WIB menyebutkan korban meninggal berjumlah 94 jiwa, (Pidie Jaya 91, Bireuen 2, Pidie 1), sedangkan luka berat berjumlah 128 jiwa (Pidie Jaya 125, Bireuen 3), luka ringan 489 jiwa (Pidie Jaya 411, Bireuen 78). Sebagian korban luka-luka dirujuk ke rumah sakit Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tgk Chik Ditiro Sigli. Pos dibuka di RSUD ini untuk menawarkan informasi kepada masyarakat terkait dengan korban yang dirawat

Hasil kaji cepat kerusakan akhir dampak gempa ini menyebutkan 161 rumah rusak berat (Pidie Jaya 86, Bireuen 35, Pidie 40) dan 105 ruko di Pidie Jaya serta bangunan publik lain, menyerupai 14 masjid, 1 sekolah dan 1 kesehatan. 3 eskavator dari tadi pagi telah dikerahkan di Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya mulai dari pagi tadi dan beberapa alat berat telah dikerahkan untuk mencari korban yang tertimbun reruntuhan. BPBD setempat dibantu TNI, Polri, dinas-dinas terkait , relawan terus melaksanakan pencarian dan evakuasi. Sekitar 740 personel Tentara Nasional Indonesia berada di lokasi terdampak untuk membantu kegiatan tanggap darurat. BPBD sekitar menawarkan pertolongan personel untuk membantu tangggap darurat di Pidie Jaya.

Untuk membantu tenaga medis menangani korban gempa maka telah dikirim tenaga medis dan obat-obatan dari daerah-daerah sekitar Pidie Jaya. Pengiriman tim medis dari RS Muhammadiyah Lhoksumawe siang ini telah diberangkatkan dengan 6 personil untuk menawarkan pelayanan medis dan melaksanakan Rapid Health Assessment (RHA). Sedangkan tim medis dari RS Muhammadiyah Medan segera diberangkatkan dengan kekuatan 6 personel; 1 dokter, 2 perawat dan 3 relawan. Mengirimkan tim asistensi Posko MDMC PP Muhammadiyah ke Aceh hari ini.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat pascagempa 6,5 skala richter yang mengguncang Aceh, Rabu pagi, telah terjadi gempa susulan sebanyak 25 kali.

Kepala BMKG Stasiun Mata Ie Eridawati kepada wartawan mengatakan, gempa yang terjadi pada pukul 05.03 WIB berpusat di 5,25 LU dan 96,24 BT, tepatnya di daratan Kabupaten Pidie Jaya dengan kedalaman 15 kilometer.

"Gempa ini tergolong gempa yang guncangannya kuat, sehingga mengakibatkan aneka macam kerusakan bagunan dan rumah warga. Masyarakat diminta untuk tetap damai dan jangan hingga terprovokasi dengan isu yang tidak benar," ujar Eridawati.

Eridawati menambahkan, gempa susulan masih terus berpotensi dan akan terus terjadi serta perkiraannya selama dua hari kedepan. Bahkan, hingga dikala kini sudah tercatat 25 kali gempa susulan dengan kekuatan antara 3,3 hingga 4,4 skala richter.

Apabila ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempa tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal akhir kegiatan sesar lokal atau yang dikenal sesar Samalanga. Berdasarkan peta pemetaan tektonik Aceh, tampak bahwa di zona gempa terdapat struktur Sesar Mendatar.

"Sesuai dengan analisis BMKG memperlihatkan gempa bumi yang terjadi di Pidie Jaya, dibangkitkan oleh kegiatan Sesar Mendatar (strike-slip-fault). Dugaan berpengaruh sesar aktif yang menjadi pembangkit gempa yaitu Sesar Samalanga yang jalurnya arah barat daya-timur laut," katanya.

Gempa yang terjadi pagi tadi tersebut tidak berpotensi terjadi tsunami. Begitu juga dengan demam isu kekuatan gempa bumi susulan semakin kecil dan masyarakat diimbau untuk tetap damai dan jangan panik.



= Baca Juga =