Mendikbud Muhadjir Effendy ingin mengubah tumpuan mengajar guru. Menurut Mendikbud, sudah puluhan tahun siswa dan guru berada dalam tumpuan pembelajaran yang salah. Karena itu, tumpuan itu akan diubah pelan-pelan meski nantinya banyak yang protes. Guru akan lebih banyak di luar kelas, Guru diminta lebih kreatif supaya siswanya berkreasi. Guru juga harus mencermati benar-benar kemajuan siswa.
"Saya akui, banyak yang membenci dengan setiap kebijakan yang saya ambil. Bahkan banyak yang mencelanya tapi saya ambil positifnya. Sikap mereka itu lantaran pola pendidikan yang salah, makanya sebagai Mendikbud saya ikut bertanggung jawab," ungkap Mendikbud Muhadjir di hadapan siswa dan guru dikala penyerahan penghargaan serta hadiah karya lomba video pendek tema 'Sekolahku Masa Depanku' di Jakarta, Jumat 28 Oktober 2016. Sebagaimana dirilis dalam jppn.
Pola pembelajaran yang lebih banyak dihabiskan di luar kelas, lanjutnya, untuk menumbuhkan kreativitas siswa. Guru diminta mendampingi siswa dikala di luar kelas, menawarkan formula menarik supaya siswa makin terexplore kreativitasnya.
"Pola pembelajaran ke depan, saya maunya lebih banyak acara ketimbang duduk di terang mendengar ceramah guru. Itu sebabnya yang jadi ukuran ialah tatap muka di kelas. Namun, dengan mencar ilmu di sekolah delapan jam, otomatis tatap muka di kelas harus lebih sedikit," bebernya.
Dengan mendapat tumpuan mencar ilmu yang pas dan menarik, Muhadjir yakin, siswa akan lebih bahagia di sekolah. Waktu delapan jam pun dirasa kurang.
"Ini kerjaan para guru bagaimana menciptakan suasana sekolah aman, nyaman, dan menyenangkan bagi siswa. Sekolah harus jadi rumah kedua siswa," tegasnya
Mendikbud mengingatkan supaya para guru tidak hanya menawarkan pekerjaan rumah (PR) untuk siswanya. "Guru-guru harus sadar, pemerintah sudah mengeluarkan dana begitu besar untuk meningkatkan kesejahteraan guru. Timbal balik dari itu ialah guru harus mengajarkan siswa lebih baik lagi. Jangan hanya cuap-cuap habis itu kasih PR," tegas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy di hadapan siswa dan guru dikala penyerahan penghargaan serta hadiah karya lomba video pendek tema 'Sekolahku Masa Depanku' di Jakarta, Jumat (28/10).
Dengan standar kemapanan tinggi, lanjut mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini, guru harus dapat cepat menyesuaikan diri. Tidak ada istilahnya, guru termangu di sekolah dan tidak mengerjakan apa-apa selain menawarkan kiprah kepada siswa.
"Guru tidak ada pilihan lain selain bekerja baik lantaran sudah menikmati kemapanan. Jangan hanya tiba menawarkan ceramah dan menawarkan tugas," ujarnya. (sumber: jppn)