Selamat Jalan Supaya Husnul Khatimah Untuk Bapak Ahmad Akal Cahyono (Guru Korban Penganiayaan Siswa Di Sampang)

Kamis kemarin, ia mengajar di kelas XI. Pelajaran menggambar tengah dilakukan. HI,  siswa itu tak peduli, ia terus mengganggu teman-temannya,  bahkan kemudian dapat tidur seenaknya dalam kelas. Guru tak lagi dihargai.


Guru Budi menegur, pipi si siswa dicoret cat air, bukannya sadar.  HI merangsek Guru Budi, memukuli kepala gurunya sendiri. Pengganti orang tuanya itu tak lagi dihormati. Terus ia pukuli kalau teman-temannya tak melerai.

Tak hingga di situ, pulang sekolah murid cecunguk itu menunggu Guru Budi dan kembali menganiaya.

Setiba di rumah,  Guru Budi mencicipi sakit kepalanya, makin menjadi.  Tak sadarkan diri kemudian. Keluarga membawanya ke RS Dr Sutomo, Surabaya. Semalam, sekitar pukul 21.40, Guru Budi berpulang. Diagnosis dokter mati batang otak.

Guru Budi berpulang dipukuli muridnya sendiri. Tragedi yang tak seharusnya terjadi. Hormat murid kepada guru tak menyerupai dulu. Sungkan siswa kepada guru tak lagi banyak ditiru. Negeri nanti menyerupai tak berjiwa lagi. Guru Budi meninggal alasannya yaitu matinya budi pekerti generasi.

Shinta, istri Guru Budi berduka tak terkira. Anak yang gres empat bulan dikandungnya, lahir nanti tak ditunggui ayahnya. Yatim si anak pada kelahirannya.

Shinta akan mengisahkan wacana Guru Budi,  guru honorer di tempat terpencil yang meninggal dianiaya muridnya sendiri, kepada anaknya.

Kabar yang tak muncul sebanyak gosip lainnya di media massa. Padahal inilah nilai dasar,  dikala murid mulai tak menghargai gurunya,  dikala siswa dapat memukuli guru semaunya.

"Guru Budi itu ayahmu,  Nak," kata Shinta bertahun kemudian di hadapan pusara bertuliskan Ahmad Budi Cahyono. Tangis terpendam. Masa meredam. Luka mendalam. Terdiam.

Jenazah Guru Korban Penganiayaan Siswa di Sampang Diantar Ribuan Orang ke TPU
Jenazah Ahmad Budi Cahyono, guru honorer SMAN 1 Sampang, yang meninggal alasannya yaitu dianiaya siswanya berinisial HI, diantar ribuan warga ke tempat pemakaman umum di Jalan Raya Piliang, Desa Tanggumung, Kecamatan Kota Pamekasan, Kabupaten Sampang, Provinsi Jawa Timur, Jumat (2/2/2018).

Secara bergantian, warga dan guru mengusung keranda mayat Ahmad Budi Cahyono. Orang yang mengantar ke lokasi pemakaman di antaranya Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Syaiful Rahman dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang Moh Jupri Riyadi.

Syaiful Rahman mengatakan, kejadian pembunuhan guru oleh siswa di Sampang ini merupakan yang pertama di Indonesia dan di Jawa Timur. Kejadian ini dibutuhkan tidak terulang kembali di semua tempat.

“Saya sangat prihatin atas kejadian ini. Semoga ini yang terakhir kalinya,” ujar Syaiful Rahman.

Syaiful menambahkan, ke depan semua kepala sekolah harus mengawasi dan memantau setiap kelas. Dengan demikian, kepala sekolah dapat tahu kejadian di sekolahnya.

Selain itu, Dinas Pendidikan Jawa Timur juga akan menciptakan aktivitas pengadaan kamera pemantau (CCTV) di setiap sekolah. Tujuan pengadaan aktivitas tersebut untuk memantau semua kegiatan di sekolah dan dibutuhkan dapat disetujui Gubernur Jawa Timur.

“Kepala sekolah dapat memantau apa saja yang terjadi di sekolahnya. Jangan ada lagi siswa menganiaya gurunya, juga dilarang lagi ada guru menganiaya siswanya,” ungkap Syaiful.

Sementara itu, di SMAN 1 Torjun, semua siswa dan guru pulang lebih awal dari jam biasanya. Mereka semua pergi ke rumah korban untuk ikut mengantarkan mayat korban ke tempat pemakaman.


Tak pernah siapapun mengira Kamis kemarin, 1 Februari 2018, hari terakhir guru muda Ahmad Budi Cahyono terakhir mengajar. Berhenti untuk mengajar selama-lamanya. Berpulang ia meninggalkan duka. Pagi ini air mata masih lembap di Sampang,  Madura.

Guru honorer mata pelajaran seni rupa di Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Torjun,  Sampang,  Madura itu masih sangatlah muda. Masih harum berbunga pula kehidupannya, belum usang usia pernikahannya. Empat bulan buah cinta dalam kandungan istrinya.

Guru Budi mengajar menyerupai biasa. Meski honor pas-pasan saja,  ia terus mengabdikan dirinya. Bakti dan imbalan kadang tak sejalan,  tapi lapang dada ia lakukan berharap suatu hari ia tak lagi jadi guru honorer, semua keinginan untuk menafkahi keluarga barunya.


Kemendikbud Akan Kirim Tim Selidiki Kasus Siswa Aniaya Guru
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bakal menerjunkan tim untuk menyidik kasus pemukulan guru oleh siswa Sekolah Menengan Atas Sampang, Jawa Timur, hingga meninggal dunia.  "Kemendikbud menerjunkan tim untuk hadir ke Sampang," tutur Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud, Ari Santoso kepada CNN Indonesia.com melalui pesan singkat, Jumat (2/2).

Ari menjelaskan, penanganan kasus penganiayaan itu akan dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku, yakni Pasal 10 Permendikbud Nomor 82 tahun 2015 wacana Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan.

Kemudian, penanganan masalah tersebut juga wajib melibatkan forum lain di luar sekolah yang bersangkutan dan Kemendikbud dikarenakan telah menjadikan kematian. Lembaga lain yang dimaksud yaitu Pemerintah tempat dan kepolisian tempat setempat. Hal itu tercantum pada pasal 10. "Di peraturan sudah lengkap untuk menanggulangi atau pun mencegah terjadinya tindak kekerasan," kata Ari.

HI, murid kelas XII, Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Torjun, Sampang, memukul guru kesenian berjulukan Budi Cahyono yang kemudian meninggal dunia pada Kamis (1/2).  HI memukul Budi Cahyono sehabis mencoret pipi HI dengan tinta sebagai bentuk teguran alasannya yaitu tertidur di kelas.  HI pun mendadak kalap. Dia sontak bangun dan memukul pelipis Budi. 

Setelah itu, HI juga mencegat Budi di waktu pulang sekolah kemudian kembali memukul Budi. Berdasarkan olah data Tim Intelijen Polsek Torjun, pemukulan sepulang sekolah dilakukan oleh HI di Jalan Raya Jrengik, Sampang. Budi pingsan sesampainya di rumah. Dia kemudian dirujuk ke RS Dr Soetomo di Surabaya. Akan tetapi, nyawa sang guru tak dapat diselamatkan.

Diagnosa dokter yang bersangkutan menyatakan Budi mengalami mati batang otak (MBO) hingga semua organ dalam tubuhnya sudah tak berfungsi. HI kemudian ditangkap oleh kepolisian dan ditetapkan sebagai tersangka. "Dia meninggal dunia di RS Dr Soetomo Surabaya sekitar pukul 22.00 WIB dan dua jam dari meninggalnya guru Budi itu, tersangka kami tangkap di rumahnya," ujar Kasat Reskrim Polres Sampang AKP, Hery Susanto.


Sebagai upaya biar kejadian serupa tidak terulang kembali, Kemendikbud juga bakal mendorong sekolah yang bersangkutan untuk lebih meningkatkan penanaman sikap budi pekerti dan tata krama kepada siswa. Tentu biar masalah serupa tidak kembali terjadi. "Yang perlu dimaksimalkan yaitu implementasi di satuan pendidikan," ucap Ari.

Mendikbud: saya terpukul atas kejadian ini
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof Muhadjir Effendi mengaku terkejut sekaligus terpukul atas kejadian penganiayaan terhadap seorang guru Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Torjun, Sampang, yang dilakukan siswanya hingga tewas. 

"Saya niscaya sangat prihatin, terkejut dan ikut terpukul atas kejadian ini. Pelaku memang harus menanggung akhir dari perbuatannya, tetapi juga harus ada ikhtiar biar pelaku tidak hingga kehilangan masa depannya," kata Mendikbud yang dihubungi Antara di Malang, Jawa Timur, Jumat.

Ia menyampaikan dari segi hukum, sepenuhnya menjadi wewenang pegawanegeri penegak aturan dan pengadilan. Sedangkan dari segi pendidikan, bagaimanapun juga pendekatan edukatif tetap harus dilakukan. 

Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu mengemukakan dalam aneka macam kesempatan dirinya selalu mengingatkan kalau ada kejadian negatif yang luar biasa menyerupai yang terjadi di Sampang itu, sekolah harus betul-betul memfungsikan keberadaan Bimbingan Konseling (BK) di sekolah.


Setiap sekolah, lanjutnya, harus mempunyai data yang akurat dan analisis yang cermat terhadap sifat dan sikap masing-masing siswa. Selanjutnya, menawarkan perhatian dan penanganan khusus terhadap siswa yang mempunyai sifat dan kecenderungan berperilaku menyimpang. "Kecenderungan ini tidak banyak, namun harus tetap menjadi perhatian kita bersama," ujarnya.







= Baca Juga =