Dari uraian di atas, jelaslah bahwa media pembelajaran mempunyai fungsi yang sangat besar lengan berkuasa bagi pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh alasannya ialah itu, dalam penggunaan media, guru harus bisa memakai aneka macam jenis media semaksimal mungkin, termasuk juga melaksanakan percontohan di depan kelas sehingga siswa sanggup lebih gampang memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru tersebut.
D Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Menurut Arsyad (2011:75) ada enam kriteria yang harus diperhatikan guru dalam pemilihan media. Keenam kriteria tersebut adalah:
- Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
- Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi.
- Praktis, luwes dan bertahan
- Guru terampil menggunakannya
- Pengelompokkan sasaran
- Mutu teknis
Kriteria yang paling utama dari enam kriteria dalam pemilihan media ialah kesesuaian pemilihan dan penggunaan media dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai, isi materi pembelajaran, dan guru harus terampil mengunakannya Sebagai contoh, apabila tujuan atau kompetensi siswa bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang sempurna untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih sempurna digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan. Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi seperti: biaya, ketepatgunaan; keadaan siswa; ketersediaan; dan mutu teknis.
Warsita (2008:253) mengemukakan ada sembilan kriteria dalam pemilihan media pembelajaran, yakni:
- Kesesuian media dengan tujuan atau kompetensi
- Kesesuian media dengan jenis pengetahuan
- Kesesuian media dengan sasaran
- Ketersediaan atau kemudahan untuk memperolehnya
- Biaya, penggunaan media dimaksud untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi pembelajaran
- Kemampuan media, untuk berguru individual, kelompok kecil, kelompok besar atau massal.
- Karakteristik media yang bersangkutan
- Waktu, berapa usang waktu yang diharapkan untuk mengadakan atau membuat media yang akan kita pilih.
- Mutu teknis.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Susilana (2009:204-205) yang mengartikan media dalam arti yang lebih luas yakni sebagai sumber berguru mengemukakan beberapa kriteria dalam pemilihan dan penggunaan media. Adapun yang menjadi kriteria dalam pemilihan media pembelajaran adalah:
- Ketepatan dengan tujuan pembelajaran.
- Dukungan terhadap isi materi pmbelajaran.
- Kemudahan memperoleh sumber berguru atau media yang akan digunakan.
- Keterampilan guru dalam menggunakannya.
- Tersedia waktu untuk menggunakannya.
- Sesuai dengan taraf berpikir siswa.
Adapun kriteria dalam penggunaan media mencakup:
- Media atau sumber berguru yang digunakan sanggup meningkatkan kemampuan siswa.
- Media atau sumber berguru yang digunakan cukup memadai dengan memanfaatkan sumber berguru secara efektif.
- Isi dari media atau sumber berguru yang digunakan memenuhi syarat untuk menjelaskan materi yang akan disampaikan.
- Media atau sumber berguru yang digunakan bisa menarik perhatian siswa.
- Media atau sumber berguru yang digunakan bisa menjelaskan materi secara detail.
- Media atau sumber berguru yang digunakan telah memuat seluruh informasi yang akan disampaikan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa setidaknya ada tujuah kriteria yang harus diperhatikan guru dalam penggunaan media pembelajaran, yaitu: - Media yang digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran
- Media yang digunakan sesuai karakteristik materi pelajaran;
- Media yang digunakan sesuai dengan keadaan siswa;
- Kemampuan guru dalam memakai media;
- Media yang digunakan sanggup meningkatkan motivasi berguru siswa;
- Media yang digunakan bervariasi dan inovatif;
- Media yang digunakan hendaknya cukup dikenal audience (siswa) atau bersifat kontekstual.
E. Fungsi Dan Tujuan Media Pembelajaran
1. Fungsi Media Pembelajaran
Pada dasarnya, media ialah sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses berguru mengajar. Sebagai alat komunikasi, media pembelajaran tidak lepas dari tujuan dan alat fungsinya, maka bergotong-royong sebagai media komunikasi mempunyai fungsi yang luas di antaranya:
a. Fungsi edukatif media komunikasi, yakni bahwa setiap kegiatan media komunikasi mengandung sifat mendidik alasannya ialah di dalamnya memberikan efek pendidikan.
b. Fungsi sosial media komunikasi, media komunikasi memberikan informasi kasatmata dan pengalaman dalam aneka macam bidang kehidupan sosial orang.
c. Fungsi hemat media komunikasi, media komunikasi sanggup digunakan secara intensif pada bidang-bidang pedagang dan industri.
d. Fungsi politis media komunikasi, dalam bidang politik media komunikasi sanggup berfungsi terutama politik pembangunan baik material maupun spiritual.
e. Fungsi seni dan budaya media komunikasi, perkembangan ke bidang seni dan budaya sanggup tersebar lewat media komunikasi.
Dan menyerupai telah dikemukakan di atas, bahwa media pembelajaran identik dengan keperagaan, sebagai alat peraga media mempunyai fungsi menyerupai pernyataan Nana Sudjana (1995:1991), bahwa ada enam fungsi dari alat peraga dalam proses berguru mengajar, yaitu:
a. Penggunaan alat peraga dalam proses berguru mengajar bukan merupakan fungsi komplemen tapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi berguru yang efektif.
b. Penggunaan alat peraga merupaka bab yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa alat peraga merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru.
c. Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan materi pengajaran. Ini berarti bahwa penggunaan alat peraga harus melihat kepada tujuan dan materi pelajaran.
d. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan bahwa sekedar melengkapi proses berguru supaya lebih menarik perhatian siswa.
e. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran lebih diutamakan siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan oleh guru.
f. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu berguru mengajar, dengan perkataan lain memakai alat peraga hasil berguru yang dicapai akan tahan usang diingat oleh siswa.
Oleh alasannya ialah itu, dalam hal penggunaan alat peraga, guru harus bisa memakai jenis alat peraga apa saja semaksimal mungkin, termasuk juga melaksanakan percontohan di depan kelas misalkan wacana salah satu gerakan sholat dalam hal ini guru memberikan contoh pribadi kepada siswa, sehingga siswa sanggup lebih gampang memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru tersebut.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa fungsi media pembelajaran sangat besar lengan berkuasa terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam pendidikan.
2. Tujuan Media Pembelajaran
Media pembelajaran sebagai suatu media komunikasi antara guru dan siswa dalam pengajaran, sudah barang tentu sangat akrab kaitannya dengan kegiatan proses berguru mengajar. Oleh alasannya ialah itu, jelaslah bahwa tujuan berguru mengajar sangat penting bagi media pembelajaran, dalam hal:
a. Tujuan pengajaran memilih arah yang hendak dicapai oleh media pembelajaran.
b. Tujuan pengajaran memilih alat/atau media pembelajaran apa yang akan digunakan.
c. Tujuan pengajaran memilih proses, metode, dan media pembelajaran apa yang akan digunakan oleh guru dalam membimbing kegiatan berguru siswa.
d. Tujuan pengajaran memilih proses kegiatan komunikasi pendidikan sekolah.
e. Tujuan pengajaran memilih teknik evaluasi terhadap penggunaan media pembelajaran.
f. Tujuan pengajaran memilih arah dan kebijakan yang ditempuh dalam manajemen media pembelajaran di sekolah.
Oleh alasannya ialah itu, maka tujuan pendidikan dan pengajaran harus dirumuskan secara jelas, terarah, sistematis, dan maksimal, sehingga dari tujuan itu sanggup memilih terhadap pemilihan, penggunaan, produksi, penilaian, dan pengelolaan (administrasi) media pembelajaran yang sempurna di sekolah.
Referensi
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Arif Sadiman (1993) Media Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada
Aqib, Zainal. 2010. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendekia.
Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan, Bandung: Citra Adtya Bakti.
Kemp. 1977. Intructional Design: a Plan for Unit and Curriculum Development. New York: Technology Publ.
Kemp, J.E. & Dayton. D.K. 1985. Planning and Producing Instrutional Media (Fifth Edition).New York : Harper & Row. Publishers. .
Mappire, Andi. 1983. Psikologi Orang Dewasa, Surabaya: Usaha Nasional.
Marimba, Ahmad D. 1980. Pengantar Filsaf at Pendidikan Islam. Bandung: PT. AlmaÃarif.
Mudhofir, (1993) Teknologi Intruksional, Bandung: Remaja Rosda Karya
Nana Sudjana (1995), Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo
Nuryani. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.
Rohani, Ahmad. 1991. Pengelolaan Pelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Sadiman, Arief S. 1993. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Seels, Barbara B. dan Glasgow. 1990. Exercises in Intructional Design. Columbus: Merril Publishing Company.
Seels, Barbara B. dan Rita C. Richey. 1994. Teknologi Pembelajaran, Definisi dan Kawasannya (Intructional Technology: The Definition and Domains of the Filed) Diterjemahkan oleh Dra. Dewi S. Prawiradilaga, dkk. Jakarta: UNJ
Smaldino, Sharon E.; Deborah L. Lowther; dan James D. Russell. 2011. Intructional Technology and Media For Learning (Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk Belajar) Diterjemahkan oleh Arif Rahman. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Susilana, Rudi. 2009. “Sumber Belajar dalam Pendidikan”. Dalam Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bagian II : Ilmu Pendidikan Praktis. Bandung: PT. Imperial Bhakti Utama (Halaman 197 – 220)
Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cpta
Oemar Hamalik (1994) Media Pendidikan, Bandung: Citra Adtya Bakt
Zakiah Darajat (1992) Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara