MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI |
Pembelajaran ini menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan derma individu kepada siswa yang lemah. Tokoh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team-Assisted Individualization (TAI) adalah Slavin, Leavy, dan Madden,1985 (Mohamad Nur,2000).
=========================================
=========================================
Menurut Amin Suyitno (2006:10): Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team-Assisted Individualization (TAI) termasuk pembelajaran kooperatif yang diikuti pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang memerlukannya.
Model Pembelajaran TAI memiliki delapan komponen:
a. Teams, yaitu pembentukan kelompok yang heterogen yang terdiri atas 4 hingga 5 siswa.
b. Pemberian pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa biar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu.
c. Melaksanakan kiprah dalam kelompok dengan membuat situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.
d. Tindakan belajar yang dilaksanakan oleh kelompok dan guru memperlihatkan derma secara individu kepada siswa yang membutuhkannya.
e. Pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan penghargaan terhadap kelompok yang berhasil dan yang dipandang kurang berhasil dalam menuntaskan tugas.
f. Pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok.
g. Pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.
h. Pemberian materi oleh guru kembali di akhir pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.
Tahapan-tahapan atau langkah Model pembelajaran kooperatif tipe TAI ialah sebagai berikut:
1) Guru memilih suatu pokok bahasan yang akan disajikan kepada siswa dengan mengadopsi model pembelajaran TAI.
2) Guru menjelaskan kepada seluruh siswa wacana akan diterapkannya model pembelajaran TAI, sebagai suatu variasi model pembelajaran. Guru menjelaskan kepada siswa wacana referensi kolaborasi antar siswa dalam suatu kelompok.
3) Guru menyiapkan materi materi ajar yang harus dikerjakan kelompok, bila terpaksa guru sanggup memanfaatkan Lomba Kompetensi Siswa yang dimiliki oleh siswa.
4) Guru memperlihatkan pre-tes wacana materi yang akan diajarkan. Pre tes ini bisa diganti dengan hasil ulangan harian.
5) Guru menjelaskan materi gres secara singkat.
6) Guru membentuk kelompok kecil dengan anggota 4 – 5 siswa pada tiap kelompoknya. Kelompok dibentuk heterogen tingkat kepandaiannya dengan memperhatikan keharmonisan kerja kelompok.
7) Guru menugasi kelompok dengan dengan materi yang sudah disiapkan.
8) Ketua kelompok melaporkan keberhasilan atau hambatan yang dialami anggota kelompoknya kepada guru. Jika diperlukan guru melaksanakan derma secara individual.
9) Ketua kelompok harus sanggup memutuskan bahwa setiap anggota telah memahami materi bahan ajar yang diberikan guru, dan siap untuk diberi ulangan oleh guru. Setelah ulangan diberi ulangan, guru harus mengumumkan hasilnya dan menetapkan kelompok terbaik hingga kelompok yang kurang berhasil (jika ada).
10) Guru memperlihatkan tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.
11) Menjelang final waktu, guru memperlihatkan latihan pendalaman secara klasikal dengan menekankan taktik pemecahan masalah.
12) Guru sanggup memperlihatkan tes formatif sesuai dengan kompetensi yang ditentukan.
Penerapan Model pembelajaran kooperatif tipe TAI |
1) Tes Penempatan
Tes penempatan merupakan langkah dalam pembelajaran TAI yang membedakannya dengan model-model pembelajaran yang lain. Pada tahap ini guru akan memperlihatkan tes awal sebagai pengukur untuk menempatkan pada kelompoknya. Anak yang mempunyai nilai tinggi dalam tes penempatannya akan dikelompokkan dengan anak yang sedang dan rendah, sehingga kelompok yang terbentuk merupakan kelompok yang heterogen tingkat kemampuannya.
2) Pembentukan kelompok.
Kelompok ini terdiri dari 4-5 siswa yang dipilih berdasarkan tes penempatan.
3) Belajar Secara Individu
Setiap siswa bertanggung jawab untuk menuntaskan kiprah yang diberikan oleh guru secara individu.
4) Belajar Kelompok
Masing-masing siswa saling mengoreksi hasil pekerjaan teman satu kelompoknya dan mencari penyelesaian yang benar.
5) Perhitungan Nilai Kelompok
Perhitungan nilai kelompok dilaksanakan sesudah para siswa diberikan tes akhir, masing-masing siswa mengerjakan tes secara individu kemudian nilainya akan dirata-rata berdasarkan kelompoknya, nilai itulah yang menjadi nilai kelompok.
6) Pemberian Penghargaan Kelompok
Kelompok dengan nilai tertinggi pada setiap final siklus akan mendapat penghargaan, penghargaan ini bisa berupa pemberian sertifikasi, hadiah, atau pujian.
Bagi bapak/Ibu guru yang akan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team-Assisted Individualization (TAI) sebaiknya pahami dulu kelebihan (keuntungan) serta kekurangan Model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini. Adapun beberapa kelebihan atau laba yang sanggup diperoleh dari model pembelajaran TAI diantaranya:
a. Mengurangi kecemasan (reduction of anxiety).
1) menghilangkan perasaan “terisolasi” dan panik.
2) menggantikan bentuk persaingan (competition) dengan saling kerjasama (cooperation).
3) melibatkan siswa untuk aktif dalam proses belajar.
b. Belajar melalui komunikasi (learning through communication), seperti:
1) mereka sanggup berdiskusi (discuss), berdebat (debate), atau memberikan gagasan, konsep dan keahlian hingga benarbenar memahaminya.
2) mereka mempunyai rasa peduli (care), rasa tanggungjawab (take responsibility) terhadap teman lain dalam proses belajarnya.
3) mereka sanggup berguru menghargai (learn to appreciate) perbedaan etnik (ethnicity), perbedaan tingkat kemampuan (performance level), dan cacat fisik (disability).
c. Dengan pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa sanggup berguru bersama, saling membantu, mengintegrasikan pengetahuan gres dengan pengetahuan yang telah ia miliki, dan menemukan pemahamannya sendiri lewat eksplorasi, diskusi, menjelaskan, mencari hubungan dan mempertanyakan gagasan-gagasan gres yang muncul dalam kelompoknya.
Sedangkan beberapa kelemahan atau kekuranga dari Model pembelajaran kooperatif tipe TAI diantaranya:
a. Terhambatnya cara berpikir siswa yang mempunyai kemampuan lebih terhadap siswa yang kurang.
b. Memerlukan periode lama.
c. Sesuatu yang harus dipelajari dan dipahami belum seluruhnya dicapai siswa.
d. Bila kerjasama tidak sanggup dilaksanakan dengan baik, maka yang akan bekerja hanyalah beberapa murid yang pandai dan yang aktif saja.
e. Siswa yang pandai akan merasa keberatan sebab nilai yang diperoleh ditentukan oleh prestasi atau pencapain kelompok.
Jika Bapak/Ibu guru sanggup menerapkannya dengan benar, bergotong-royong penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Team- Assisted Individualization (TAI) merupakan salah satu solusi pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar. Semoga.
Rerefensi
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar Dan Pembelajaran. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan dan Rineka Cipta.
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Ibrahim, Muslimin dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Nasution, S. 2003. Berbagasi Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bumi Aksara.
Nur, Mohamad dan Prima Retno Wikandari 2000. Pengajaran Berpusat kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Slavin, Robert E, 2005, Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik, Bandung: Nusa Media