Kunjungan kerja Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan di Jerman terus membuahkan hasil dengan disepakatinya kolaborasi pengiriman tenaga profesional Jerman untuk melatih sekolah-sekolah kejuruan di Indonesia. Ini merupakan salah satu upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam menindaklanjuti kunjungan Presiden Joko Widodo ke Jerman pada April lalu, yang telah mendekatkan kedua negara dalam kolaborasi di aneka macam bidang.
Para profesional yang akan menyumbangkan keahliannya untuk kemajuan pendidikan vokasi Indonesia itu akan dikirim oleh Senior Experten Service (SES), organisasi para veteran atau pensiunan profesional Jerman yang mempunyai 12 ribu anggota. SES telah sering mengirimkan para anggotanya untuk bekerja secara sukarela di aneka macam cuilan dunia.
“Mereka terlibat secara sukarela, tanpa dibayar dalam ukuran standar harga profesional. Mereka akan terlibat sebagai konsultan, pelatih atau tugas profesional lain dalam aneka macam bidang,” ujar Mendikbud Anies Baswedan ketika bertemu dengan Ahli Senior SES Bettina Hartmann di kantor organisasi itu di Bonn, Selasa 28 Juni.
SES yang telah berpengalaman dalam 38 ribu kali pengiriman tenaga profesional ke aneka macam negara akan menyediakan biaya transportasi dan persiapan lain yang dibiayai oleh Pemerintah Jerman. Mitra di negara akseptor tinggal menyediakan biaya transportasi lokal dan biaya hidup yang cukup minimal.
Kerja sama dengan SES ini masih terkait dengan rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menerapkan aktivitas pendidikan sistem ganda (dual system) yang menggabungkan pendidikan di Sekolah Menengah kejuruan dan magang di industri, model yang telah sukses diterapkan oleh Jerman. Dalam kunjungan hari pertama dan kedua di Jerman bersama perwakilan Bappenas dan Kadin pada 26-27 Juni, Mendikbud menjalin kolaborasi dengan Hessian Institute for Advanced Training in Technology (HLfT) untuk implementasi pendidikan vokasi sistem ganda di Indonesia.
Mendikbud Anies Baswedan menyebut bahwa pengiriman anggota SES ke Indonesia ini dapat terwujud berkat sumbangan Ikatan Ahli Sarjana Indonesia di Jerman. Perkumpulan profesional Indonesia di Jerman yang dipimpin Ferizal Ramli itu membantu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam menjalin jejaring serta komunikasi dengan aneka macam pihak di negeri itu.
Untuk melengkapi kolaborasi pendidikan vokasi di Jerman, Mendikbud juga bertandang ke kantor BIBB (Institut Federal untuk Pendidikan dan Pelatihan Vokasi) di Bonn yang berperan dalam riset dan pengembangan pendidikan kejuruan, khususnya dual system. Di forum ini Mendikbud mendapat pemahaman bahwa kunci sukses pendidikan vokasi sistem ganda di Jerman yaitu motivasi kalangan korporasi yang ingin menghemat biaya serta mendapat SDM kompeten dan loyal. ‘’Motivasi di level mikro itu penting untuk diperhatikan. Memang, tantangannya yaitu bagaimana memproyeksikan motivasi mikro ini di level makro secara nasional,” ujar Mendikbud Anies Baswedan.