Berikut ini hadist shahih perihal Puasa Ramdahan.
“Barang siapa melaksanakan puasa Ramadhan semata-mata sebab keimanan dan mencari ganjaran, pasti diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR Bukhori dan Muslim)
“Sholat lima waktu, ibadah jum’at hingga jum’at berikutnya, ibadah Ramadhan hingga Ramadhan berikutnya ialah penghapus dosa-dosa yang terjadi diantara waktu-waktu itu asalkan dosa-dosa besar dihindari.” (HR Muslim).
“Sholat lima waktu, ibadah jum’at hingga jum’at berikutnya, ibadah Ramadhan hingga Ramadhan berikutnya ialah penghapus dosa-dosa yang terjadi diantara waktu-waktu itu asalkan dosa-dosa besar dihindari.” (HR Muslim).
"Setiap amal yang dilakukan anak adam ialah untuknya, dan satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya bahkan hingga tujuh ratus kali lipat, - Allah Ta'ala berfirman: “ kecuali puasa, sebenarnya puasa ialah untuk-Ku dan Aku yang eksklusif membalasnya. (Dalam puasa, anak Adam) meninggalkan syahwat, makan dan minumnya karena-Ku.” Orang yang berpuasa mendapat dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bacin ekspresi orang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma kesturi." (HR Bukhari dan Muslim)
Dari Sahl bin Sa’d RA bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya di nirwana ada satu pintu yang disebut Ar-Royyan. Itulah pintu yang pada hari selesai zaman dikhususkan bagi orang-orang yang puasa. Tak ada satupun orang lain masuk dari pintu itu. Ketika itu berkumandang seruan: “Mana orang-orang yang puasa?” Maka mereka pun bangun (untuk masuk dari pintu itu). Tak ada satupun orang lain yang menyertai mereka. Apabila mereka sudah masuk, pintu itu ditutup. Makara tak ada satupun orang lain yang masuk dari pintu itu. (HR Bukhori dan Muslim).
“Barang siapa yang melaksanakan qiyam Romadon dengan penuh iman dan perhitungan, maka diampuni dosanya yang telah lalu” (Muttafaqun ‘aliahi)
“Sebaik-baiknya sedekah yaitu sedekah di bulan Ramadhan’ (HR Al-Baihaqi, Alkhotib dan At-Turmudzi)
“Barangsiapa yang memberi ifthor (santapan berbuka puasa) kepada orang-orang yang berpuasa, maka ia mendapat pahala senilai pahala orang yang berpuasa itu, tanpa me ngurangi pahala orang yang berpuasa tersebut” (HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah).
“Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam ketika memasuki sepuluh hari terakhir menghidupkan malam harinya, membangunkan keluarganya dan mengencangkan ikat pinggangnya” (HR Bukhari dan Muslim).
“Dari Abu Hurairah menceritakan, bahwa Nabi SAW sangat menganjurkan qiyam Ramadhan dengan tidak mewajibkannya. Kemudian Nabi SAW bersabda:”Siapa saja yang mendirikan shalat di malam Ramadhan penuh dengan keimanan dan impian maka ia diampuni dosa-dosa yang telah lampau “(Muttafaq ‘alaihi, lafazh imam Muslim dalam shahihnya: 6/40)
"Carilah Lailatul Qadar pada (bilangan) ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan." (HR. Al-Bukhari, Muslim dan lainnya).
"Barangsiapa melaksanakan shalat malam pada ketika Lailatul Qadar sebab iman dan mengharap pahala Allah, pasti diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. " (Hadits Muttafaq 'Alaih)
Hadis khusus untuk perempuan yang akan mengerjakan Tarwaih di mesjid: "Jika salah seorang diantara kalian (para wanita) ingin mendatangi masjid maka janganlah menyentuh wangi wangian" HR. Muslim. "Wanita manapun yang menggunakan wangi wangian, kemudian pergi ke masjid, maka shalatnya tidak diterima hingga ia mandi". HR. Ibnu Majah.
Barangsiapa berbuka puasa sehari tanpa ruksha (alasan yang dibenarkan) atau sakit, maka tidak akan sanggup ditebus dengan berpuasa semur hidup meskipun dia melakukannya (HR Al bukhari dan muslim)
Makanlah waktu sahur, sebenarnya makan waktu sahur mengakibatkan berkah (HR. Mustafa' alaih)
Barang siapa tidak sanggup meninggalkan ucapan dan perbuatan dusta (waktu berpuasa) maka Alloh tidak membutuhkan lapar dan hausnya (HR. Al bukhari)
Rasululloh Saw menaiki mimbar untuk berkhotbah. Menginjak anak tangga pertama beliau mengucapkan Aamin begitu pula pada anak tangga kedua dan ketiga. seusai shalat para sahabat kemudian bertanya mengapa rasululloh mengucapkan Aamin, Beliau kemudian menjawab malaikat jibril tiba dan berkata "kecewa dan merugi orang yang jika namamu disebut dia tidak mengucapkan shalawat atasmu" kemudian akau berucap Aamin, kemudian malaikat berkata lagi "kecewa dan merugi yang berkesempatan hidup bersama orang tuanya tetapi dia tidak sanggup hingga masuk surga" kemudian saya menjawab Aamin, kemudian katanya lagi, "kecewa dan merugi orang yang berkesempatan hidup di bulan ramadhan tetapi tidak terampuni dosa-dosanya" kemudian saya mengucapkan Aamin (HR Ahmad)
Dari Abi Said al-Khudri RA. Berkata,? Dulu kami beperang bersama Rasulullah SAW di bulan Ramadhan. Diantara kami ada yang tetap berpuasa dan ada yang berbuka.? Mereka memandang bahwa siapa yang besar lengan berkuasa untuk tetap berpuasa, maka lebih baik. (HR Muslim)
Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Siapa lupa ketika puasa kemudian dia makan atau minum, maka teruskan saja puasanya. Karena sebenarnya Allah telah memberinya makan dan minum. (HR. Jamaah)
Dari Abu Bakar (Tabi'in) ia menyampaikan bahwa Marwan Ra mengutus dirinya menemui Ummu Salamah Ra untuk bertanya perihal seseorang yang di waktu pagi dalam keadaan junub, apakah ia boleh shaum? Ummu Salamah menjawab: Rasulullah SAW pernah di waktu pagi dalam keadaan junub sesudah berjima? bukan berihtilam, kemudian dia tidak berbuka (tetap melanjutkan shaumnya) dan juga tidak mengqodonya? (HR. Muslim 2/780).
Abu Hurairah Radiallahuanhu, "Ketika kami duduk bersama Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam telah tiba seorang lelaki kepada Baginda kemudian berkata : "Binasalah aku!" Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda : "Kenapa dengan engkau?" Lelaki itu menjawab : "Aku telah menyetubuhi isteriku sedang saya berpuasa (Ramadan)." Lalu Nabi bersabda : "Adakah engkau berdaya memerdekakan seorang hamba?" Lelaki itu menjawab : "Tidak". Lalu bersabda Nabi: "Adakah engkau berupaya menunaikan puasa dua bulan berturut2 ? Lelaki itu menjawab : "Tidak." Bersabda Nabi : "Adakah engkau berdaya memberi makan enam puluh orang miskin?" Lelaki itu menjawab : "Tidak." (Abu Hurairah) berkata : "Ketika kami duduk telah dibawakan kepada Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam dengan serumpun tamar. "Lalu Baginda bersabda: Ambil (tamar) ini dan sedekahkan ...." (Hadis riwayat Al-Bukhari).
<