KETERAMPILAN BELAJAR (KOMPETENSI SISWA) ABAD 21 |
Pendidikan memegang peranan sangat penting dan strategis dalam membangun masyarakat berpengetahuan yang mempunyai keterampilan: (1) melek teknologi dan media; (2) melaksanakan komunikasi efektif; (3) berpikir kritis; (4) memecahkan masalah; dan (5) berkolaborasi. (Wahyono dan Pujiriyanto, 2010).
Pada era 21 ini, persaingan dalam banyak sekali bidang kehidupan, di antaranya bidang pendidikan khususnya pendidikan sains yang sangat ketat. Kita dihadapkan pada tuntutan akan pentingnya sumber daya insan yang berkualitas serta bisa berkompetisi. Sumber daya insan yang berkualitas, yang dihasilkan oleh pendidikan yang berkualitas sanggup menjadi kekuatan utama untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi. Salah satu cara yang ditempuh ialah melalui peningkatan mutu pendidikan.
=============================================
=============================================
Sebagaimana telah dijelaskan pada posting sebelumnya bahwa Pembelajaran era 21 mempunyai cirri yang disebut sebagai 4C, yaitu:
1) Communication
Pada aksara ini, penerima didik dituntut untuk memahami, mengelola, dan membuat komunikasi yang efektif dalam banyak sekali bentuk dan isi secara lisan, tulisan, dan multimedia. Peserta didik diberikan kesempatan memakai kemampuannya untuk mengutarakan ide-idenya, baik itu pada ketika berdiskusi dengan teman-temannya maupun ketika menuntaskan duduk kasus dari pendidiknya.
2) Collaboration
Pada aksara ini, penerima didik memperlihatkan kemampuannya dalam kerjasama berkelompok dan kepemimpinan, mengikuti keadaan dalam banyak sekali kiprah dan tanggungjawab, bekerja secara produktif dengan yang lain, menempatkan tenggang rasa pada tempatnya, menghormati perspektif berbeda. Peserta didik juga menjalankan tanggungjawab langsung dan fleksibitas secara pribadi, pada daerah kerja, dan hubungan masyarakat, menetapkan dan mencapai standar dan tujuan yang tinggi untuk diri sendiri dan orang lain, memaklumi kerancuan.
3) Critical Thinking and Problem Solving
Pada aksara ini, penerima didik berusaha untuk memberikan daypikir yang masuk kebijaksanaan dalam memahami dan membuat pilihan yang rumit, memahami interkoneksi antara sistem. Peserta didik juga memakai kemampuan yang dimilikinya untuk berusaha menuntaskan permasalahan yang dihadapinya dengan mandiri, penerima didik juga mempunyai kemampuan untuk menyusun dan mengungkapkan, menganalisa, dan menuntaskan masalah.
4) Creativity and Innovation
Pada aksara ini, peserta didik memiliki kemampuan untuk mengembangkan, melaksanakan, dan memberikan gagasan-gagasan gres kepada yang lain, bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif gres dan berbeda.
Keterampilan era XXI ialah keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi kehidupan dalam masyarakat global. Beberapa organisasi telah mendefinisikan dan mengidentifikasi keterampilan era XXI. Walaupun penglasifikasian keterampilan era XXI ini dari beberapa organisasi berbeda, namun esensinya sama.
The Partnership for 21st Century Skills (P21, 2008) telah mengidentifikasi Keterampilan Belajar (Kompetensi Siswa) Abad 21 yang sangat dibutuhkan oleh penerima didik dan lulusan untuk berprestasi dan berkompetisi di era XXI. Keterampilan era XXI ini akan sanggup meningkatkan kemampuan daya jual (marketability), kemampuan bekerja (employability), dan kesiapan menjadi warga negara (readiness for citizenship) yang baik. Keterampilan era XXI yang dimaksud oleh The Partnership for 21st Century Skills (P21, 2008 ) ialah sebagai berikut:
(1) Berpikir kritis dan membuat pertimbangan ihwal melimpahnya informasi yang muncul setiap hari apakah dalam web, di media massa, di media elektronik, di rumah, di daerah kerja, dan di mana saja. Berpikir kritis dan membuat pertimbangan akan membantu seseorang menilai kredibilitas, akurasi, dan manfaat informasi, menganalisis dan menilai informasi, membuat keputusan yang masuk akal, dan mengambil tindakan yang bertanggung jawab.
(2) Memecahkan duduk kasus kompleks, terbuka, dan multidisiplin bahwa semua pekerja akan menghadapi masalah. Tantangan yang dihadapi oleh pekerja ialah mereka tidak akan menghadapi duduk kasus dalam format tertutup dan juga tidak menghasilkan solusi (jawaban) tunggal, menyerupai sering ditemukan dalam kebanyakan buku-buku teks, melainkan mereka akan menghadapi masalah-masalah dalam format kompleks, tidak terstruktur, dan memerlukan solusi ganda (jawaban lebih dari satu). Dunia kerja mengharapkan seorang pekerja yang bisa mengidentifikasi masalah, mencari solusi dan alternatif, dan menggali pilihan-pilihan gres bila pendekatan yang diterapkan tidak berhasil.
(3) Kreativitas dan berpikir entreprener, yaitu sejumlah keterampilan yang berkaitan dengan kreasi pekerjaan. Hampir semua pekerjaan mengharapkan pekerjanya menguasai keterampilan berpikir kreatif, yaitu kemampuan berpikir yang tidak biasa, mengajukan pertanyaan yang tidak biasa, menghasilkan scenario yang baru, dan menghasilkan pekerjaan yang menakjubkan. Seseorang harus bisa membuat pekerjaan bagi dirinya dan orang lain dengan teladan berpikir entreprener, contohnya kemampuan mengorganisasikan dan mengambil kesempatan dan impian untuk mengambil resiko dan tanggung jawab.
(4) Berkomunikasi dan berkolaborasi dalam tim yang anggotanya berasal dari orangorang lintas budaya, geografis, dan/atau bahasa. Keterampilan ini sangat dibutuhkan di daerah kerja dan masyarakat global. Semua orang harus bisa berinteraksi denganorang lain secara kompeten dan saling menghormati.
(5) Menggunakan pengetahuan, informasi, dan kesempatan secara inovatif untuk melaksanakan pelayanan-pelayanan dan proses-proses gres dan membuat produkproduk baru. Pasar global mengharuskan organisasi menemukan cara-cara melaksanakan sesuatu dengan lebih baik secara cepat dan rutin. Perusahaan menginginkan pekerja yang sanggup memberikan bantuan sebesar-besarnya bagi kemajuan perusahan.
(6) Memiliki tanggung jawab finansial, kesehatan, dan warga negara dan membuat pilihan-pilihan yang bijaksana. Setiap warga negara harus bisa menghemat dananya untuk merencanakan perawatan kesehatannya. Setiap orang memerlukan keterampilan ini sebab pilihan-pilihan semakin kompleks dan jawaban keputusan yang salah sanggup menghasilkan sesuatu yang membahayakan.
Sementara itu, National Education Association (NEA, 2015.) mengidentifikasi ada empat keloompok Keterampilan Belajar (Kompetensi Siswa) Abad 21 yang tergolong keterampilan era XXI. Keempat kelas keterampilan tersebut ialah keterampilan berpikir kritis, keterampilan berkomunikasi, keterampilan berkolaborasi, dan kreativitas. Keempat kelas keterampilan ini disebut sebagai keterampilan 4Cs (Critical thinking, Communication, Collaboration, dan Creativity). NEA mengungkapkan bahwa pendidik harus melengkapi semua materi subjek dengan keterampilan 4 Cs untuk menyiapkan generasi muda menjadi warga negara yang baik dan supaya berhasil bersaing di pasar kerja dalam masyarakat global.
Keterampilan Belajar (Kompetensi Siswa) Abad 21 yang pertama berdasarkan NEA (NEA, 2015 ) ialah berpikir kritis. Hubungan antara berpikir kritis dan pendidikan sangat jelas. Seseorang tidak sanggup mencar ilmu dengan baik tanpa berpikir kritis dengan baik. Berpikir kritis memberikan pemberian pada kesuksesan dalam studi dan karir. Keterampilan menyerupai analisis, interpretasi, ketepatan dan ketelitian, pemecahan masalah, dan daypikir lebih penting daripada hanya sekadar penguasaan konten tertentu. Mengajar berpikir kritis dan memecahkan duduk kasus secara efektif di dalam kelas sangat penting bagi penerima didik. Belajar berpikir kritis membimbing penerima didik membuatkan keterampilan yang lain, menyerupai level konsentrasi tingkat tinggi, kemampuan menganalisis dan proses berpikir secara mendalam. Saat ini, setiap warga negara harus menjadi seorang pemikir kritis, yaitu seorang yang bisa membandingkan bukti, mengevaluasi klaim, dan membuat keputusan yang masuk akal. Demikian juga dalam bekerja sehari-hari, pekerja harus memakai berpikir kritis untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan, dan membuatkan produk-produk yang lebih baik (NEA, n.d.).
Keterampilan Belajar (Kompetensi Siswa) Abad 21 yang kedua berdasarkan NEA (2015.) ialah komunikasi. Peserta didik harus sanggup menganalisis dan memproses sejumlah informasi yang jumlahnya sangat melimpah dalam kehidupan atau pekerjaan sehari-hari. Peserta didik harus bisa menilai sumber-sumber informasi yang kredibel dan bagaimana sumber-sumber informasi ini sanggup dipakai secara efektif?
Keterampilan Belajar (Kompetensi Siswa) Abad 21 yang ketiga berdasarkan NEA (2015) ialah kolaborasi. Umumnya, kerja sama telah diterima sebagai keterampilan yang penting untuk mencapai hasil-hasil mencar ilmu maupun pekerjaan yang efektif dan bermakna. Pada dekade kini ini, kerja sama tidak hanya penting, tetapi juga dibutuhkan oleh semua orang. Peserta didik harus bisa berkolaborasi satu sama lain dalam masyarakat global.
Keterampilan Belajar (Kompetensi Siswa) Abad 21 (XXI) yang keempat berdasarkan NEA (2015) ialah kreativitas. Dunia kini ini dan ke depan akan diisi oleh orang-orang yang berpikir kreatif. Oleh sebab itu, kita harus sanggup menjadi seorang kreator, yaitu seorang yang empati, pengenal pola, dan embuat makna. Setelah final dari institusi pendidikan, bila lulusan tidak bisa mencipta dan berinovasi secara kontinyu, maka mereka tidak akan siap menghadapi tantangan di dunia kerja dan masyarakat global. Dalam dunia kompetisi global dan automatisi tugastugas kini ini, kreativitas dan penemuan menjadi kebutuhan penting bagi keberhasilan personal dan professional. Dengan demikian, lulusan harus mempunyai kreativitas dan penemuan dengan baik.
The National Research Council (dalam Lai & Viering, 2012) telah menginisiasi topic-topik pembelajaran dan penilaian keterampilan era XXI. Jenis Keterampilan Belajar (Kompetensi Siswa) Abad 21 yang dibutuhkan oleh penerima didik supaya mempunyai kesiapan dalam karir dan mengikuti pendidikan di sekolah tinggi tinggi dan kesiapan karir ialah
1) keterampilan kognitif yang mencakup berpikir kritis, pemecahan duduk kasus nonrutin, dan berpikir sistem,
2) keterampilan interpersonal yang mencakup komunikasi kompleks, keterampilan sosial, kerja tim, sensitivitas budaya, dan mendapatkan perbedaan,
3) keterampilan intrapersonal yang mencakup menejemen diri, menejemen waktu, pengembangan diri, pengaturan diri, kemampuan beradaptasi, dan fungsi eksekutif.
The Assessment and Teaching of 21st Century Skills (ATC 21) (Binkley et al. 2010) telah memperlihatkan kerangka untuk mengorganisasikan jenis Keterampilan Belajar (Kompetensi Siswa) Abad 21 yang berbeda. Kerangka ini mencakup empat kelas keterampilan, yaitu:
1) cara berpikir, mencakup kreativitas dan inovasi, berpikir kritis, pemecahan masalah, dan pembuatan keputusan, dan metakognisi atau mencar ilmu untuk belajar,
2) cara bekerja, mencakup komunikasi dan kerja sama atau kerja tim,
3) alat untuk bekerja, mencakup literasi informasi dan literasi teknologi komunikasi dan informasi (ICT),
4) hidup di dunia, mencakup kewarganegaraan, keterampilan hidup dan karir, dan tanggung jawab personal dan sosial.
The Educational Testing Service (ETS) (dalam Pacific Policy Research Center, 2010) mendefinisikan Keterampilan Belajar (Kompetensi Siswa) Abad 21 sebagai
1) kemampuan mengumpulkan dan memperoleh informasi,
2 ) mengorganisasikan dan mengelola informasi,
3) mengevaluasi kualitas, relevansi dan kegunaan informasi, dan
4) menghasilkan informasi yang akurat melalui penggunaan sumber-sumber yang ada.
Sedangkan The North Central Regional Education Laboratory (NCREL, 2003) mengidentifikasi Keterampilan Belajar (Kompetensi Siswa) Abad 21 yang lebih luas sebagai pencapaian mencar ilmu era XXI melalui literasi digital, berpikir inventif, komunikasi efektif, dan produktivitas tinggi.
Dalam aktivitas pembelajaran yang bercirikan pelaksanaan pembelajaran era 21, ada 3 Keterampilan Belajar (Kompetensi Siswa) Abad 21, yaitu: 1) Life and Career Skills, 2) Learning and innovations Skills – 4Cs, dan 3) Information, Median and Technologi Skills.
Keterampilan Belajar (Kompetensi Siswa) Abad 21 |
1. Life and Career Skills
Life and Career skills (keterampilan hidup dan berkarir), meliputi:
· Fleksibilitas dan adaptabilitas: Peserta didik mempunyai kemampuan mengadaptasi perubahan dan fleksibel dalam mencar ilmu dan berkegiatan dalam kelompok
· Memiliki inisiatif dan sanggup mengatur diri sendiri: Peserta didik mempunyai kemampuan mengelola tujuan dan waktu, bekerja secara independen dan menjadi penerima didik yang sanggup mengatur diri sendiri.
· Interaksi sosial dan antar-budaya: Peserta didik mempunyai kemampuan berinteraksi dan bekerja secara efektif dengan kelompok yang beragam.
· produktivitas dan akuntabilitas: Peserta didik bisa mengelola projek dan menghasilkan produk.
· Kepemimpinan dan tanggungjawab: Peserta didik bisa memimpin teman-temannya dan bertanggungjawab kepada masyarakat luas.
2. Learning and Innovation Skills
Learning and innovation skills (keterampilan mencar ilmu dan berinovasi) meliputi:
· Berpikir kritis dan mengatasi masalah: penerima didik bisa mengunakan banyak sekali alasan (reason) menyerupai induktif atau deduktif untuk banyak sekali situasi; menggunaan cara berpikir sistem; membuat keputusan dan mengatasi masalah
· Komunikasi dan kolaborasi: penerima didik bisa berkomunikasi dengan terperinci dan melaksanakan kerja sama dengan anggota kelompok lainnya.
· Kreativitas dan inovasi: penerima didik bisa berpikir kreatif, bekerja secara kreatif
3. Information Media and Technology Skills
Keterampilan teknologi dan media informasi (Information media and technology skills), meliputi:
· Literasi informasi: penerima didik bisa mengakses informasi secara efektif (sumber nformasi) dan efisien (waktunya); mengevaluasi informasi yang akan dipakai secara kritis dan kompeten; mengunakan dan mengelola informasi secara akurat dan efektf untuk mengatasi masalah.
· literasi media: penerima didik bisa menentukan dan membuatkan media yang dipakai untuk berkomunikasi.
· Literasi ICT: penerima didik bisa menganalisis media informasi; dan membuat media yang sesuai untuk melaksanakan komunikasi.
Sumber:
AMA 2010 critical skills survey. Exceutive summary. (2010). http://www.p21.org/storage/documents/Critical%20Skills%20Survey%20Executive%20 Summary.pdf
Binkley, M., Erstad, O., Herman, J., Raizen, S., Ripley, M., & Rumble, M. (2010). Defining st century skills. Assessment and teaching the 21st century skills (draft white paper). Melbourne: University of Melbourne
I Wayan Redhana, Menyiapkan Lulusan Fmipa Yang Menguasai Keterampilan Abad XXI Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Undiksha, Makalah pada Seminar Nasional FMIPA Undiksha V, Optimalisasi Peran MIPA dalam Membangun SDM Indonesia yang Kompetitif, 7 Desember 2015
The Partnership for 21st Century Skills. (2008). st century skills, education & competitiveness: A resource and policy guide.
The North Central Regional Educational Laboratory and the Metiri Group. (2003). enGauge st century skills: Literacy in the digital era age. http://pict.sdsu.edu/engauge21st.pdf.
National Education Association. (n.d.). Preparing 21st century students for a global society.
Pacific Policy Research Center. (2010). st Century skills for students and teachers. Honolulu: Kamehameha Schools, Research & Evaluation Division.
Lai, E. R. & Viering, M. (2012). Assessing 21st century skills: Integrating research findings. Vancouver, B.C.: National Council on Measurement in Education
=====================================================