AECT (Association of Education and Communication Technology) pada tahun 1977 telah memberi batasan wacana media pembelajaran sebagai segala bentuk dan kanal yang dipakai untuk memberikan pesan atau informasi. Sejalan dengan pendapat di atas, Arsyad (2011:4) menyatakan bahwa media pembelajaran ialah alat untuk memberikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran.
Menurut Brigss sebagaimana dikutip Nuryani (2005:114) media pembelajaran merupakan peralatan fisik untuk memberikan atau memberikan isi pembelajaran. Sedangkan berdasarkan Hamalik (1994:12), media pembelajaran merupakan alat, metode, dan teknik yang dipakai dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antar guru dan penerima didik dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Berdasarkan pendapat di atas, ada dua komponen yang terdapat dalam media pembelajaran, yakni 1) komponen isi atau pesan atau komponen materi pembelajaran, dan 2) komponen alat yang dipakai untuk mengantarkan isi atau pesan. Komponen pertama sering disebut dengan software atau perangkat lunak, sedangkan komponen kedua dinamakan hardware atau perangkat keras.
Sejalan dengan pendapat di atas Aqib (2010:58) menyatakan bahwa media pembelajaran sebagai “segala sesuatu yang sanggup dipakai untuk menyalurkan pesan (massage), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan penerima didik sehingga sanggup mendorong proses belajar”.
Pada mulanya media hanya berupa alat bantu mengajar yang hanya dipakai di dalam kelas. Namun dalam perkembangannya, media tidak cukup hanya dipakai di dalam kelas saja, akan tetapi dimungkinkan juga penggunaannya di luar kelas.
Seiring dengan kemajuan teknologi, maka perkembangan media pembelajaran begitu cepat. Selain mempunyai ciri-ciri umum, masing-masing media pembelajaran mempunyai ciri-ciri, kelebihan dan kekurangan tersendiri. Ciri-ciri umum dari media pembelajaran berdasarkan Hamalik (1994:12), adalah:
- Media pembelajaran identik dengan pengertian peragaan yang berasal dari kata “raga”, artinya suatu benda yang sanggup diraba, dilihat dan didengar dan yang sanggup diamati melalui panca indera.
- Tekanan utama terletak pada benda atau hal-hal yang sanggup dilihat dan didengar.
- Media pembelajaran dipakai dalam rangka relasi (komunikasi) dalam pengajaran antara guru dan siswa.
- Media pembelajaran ialah semacam alat bantu berguru mengajar, baik di dalam maupun di luar kelas.
- Media pembelajaran merupakan suatu “perantara” (medium, media) dan dipakai dalam rangka belajar.
- Media pembelajaran mengandung aspek, sebagai alat dan sebagi teknik yang dekat pertaliannya dengan metode belajar.”
Berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki setiap media, Rudi Bretz (Sadiman, 1993:20) membagi media dalam delapan klasifikasi, yakni:
- Media audio visual gerak.
- Media audio visual diam.
- Media audio semi gerak.
- Media visual gerak.
- Media visual diam.
- Media visual semi gerak.
- Media audio.
- Media cetak.
Susilana (2009:209) yang mengelompokkan media berdasarkan bentuk penyajian dan cara penyajiannya membagi media dalam tujuh kelompok yaitu (a) media grafis, materi cetak, dan gambar diam; (b) media proyeksi diam; (c) media audio; (d) media audio visual; (e) media gambar hidup/film; (f) media televisi; (g) multi media.
Menurut Briggs (Sadiman, 1993:23), media pembelajaran terbagi dalam 13 macam, yaitu:
- Objek.
- Model.
- Suara langsung.
- Rekaman audio.
- Media cetak.
- Pembelajaran terprogram.
- Papan tulis.
- Media transparansi.
- Film rangkai.
- Film bingkai.
- Film.
- Televisi.
- Gambar.
Jenis media yang lebih lengkap dikemukakan Seels dan Glasgow (1990:181-183) yang membagi media dalam dua katagori luas yaitu media tradisional dan mutakhir. Yang termasuk media tradisional adalah:
- Visual membisu yang diproyeksi
- Visual yang tak diproyeksi
- Audio
- Penyajian multimedia
- Visual dinamis yang diproyeksikan
- Cetak
- Permainan
- Realia
Sedangkan yang termasuk media teknologi mutakhir ialah
- Media berbasis telekomunikasi
- Media berbasis microprosesor
- Computer assited instructional
- Permainan computer
- Interaktif
- Hypermedia
- Compact (video) disk
Arsyad (2011:15) menyatakan bahwa: “Fungsi utama media pembelajaran ialah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan berguru yang ditata dan diciptakan oleh guru”. Pernyataan di atas memberi penegasan bahwa media merupakan alat bantu bagi terciptanya acara berguru dan pembelajaran.
Sedangkan berdasarkan Sudjana (2010:99-100), ada enam fungsi dari alat peraga dalam proses berguru mengajar, yaitu:
- Penggunaan alat peraga dalam proses berguru mengajar bukan merupakan fungsi pemanis tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi berguru yang efektif.
- Penggunaan alat peraga merupakan bab yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa alat peraga merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru.
- Alat peraga dalam pembelajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pembelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan alat peraga harus melihat kepada tujuan dan materi pelajaran/pembelajaran.
- Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran bukan semata-mata sebagai alat hiburan, dalam arti dipakai hanya sekedar melengkapi proses berguru supaya lebih menarik perhatian penerima didik.
- Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran lebih diutamakan biar penerima didik sanggup memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh guru.
Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran lebih diutamakan untuk mempertinggi mutu berguru dan pembelajaran. Dengan perkataan lain melalui memakai alat peraga hasil berguru yang dicapai akan tahan usang diingat oleh penerima didik, sehingga pembelajaran mempunyai nilai yang tinggi
Levie dan Lentz (Arsyad, 2011:16) mengemukakan 4 Fungsi media pembelajaran, yakni a) fungsi atensi; b) fungsi afektif; c) fungsi kognitif; dan d) fungsi kompensatoris.
Fungsi atensi merupakan fungsi inti media yakni manarik dan mengarahkan perhatian penerima didik untuk berkonsentrasi kepada materi pembelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang disampaikan atau menyertai materi pembelajaran. Fungsi afektif berkaitan dengan perasaan bahagia yang dimiliki penerima didik saat mengikuti acara pembelajaran. Fungsi kognitif mengandung makna bahwa lambing visual atau gambar sanggup memperlancar pencapaian tujuan pembelajaran untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar atau media pembelajaran. Sedangkan fungsi kompensatoris mengadung makna bahwa media berfungsi untuk mengakomodasikan atau membantu penerima didik yang lemah dan lambat mendapatkan atau memahami materi pembelajaran yang disajikan dengan teks (verbal).
Kemp dan Dayton (1985:3-4) mengemukakan beberapa hasil penelitian yang memperlihatkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bab integral dalam acara pembelajaran di kelas, yakni:
- Penyampaian materi pembelajaran menjadi baku
- Pembelajaran menjadi lebih interaktif
- Lama waktu pembelajaran yang diharapkan sanggup dipersingkat namun hasil lebih maksimal
- Kualitas hasil pembelajaran sanggup ditingkatkan
- Pembelajaran sanggup diberikan kapan dan di mana saja
- Sikap positif penerima didik terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses pembelajaran sanggup ditingkatkan.
- Peran guru sanggup berubah ke arah yang lebih positif.
Video pembelajaran merupakan salah satu jenis media pembelajaran yang diyakini sanggup meningkatkan minat dan motivasi berguru siswa. Untuk keperluan tersebut berikut ini saya sharrekan Link Video Pembelajaran atau Multi Media Pembelajaran untuk SD/MI dan SMP/MTS yang sanggup gunakan dalam acara berguru mengajar.
Berikut ini link download video pembelajaran dan Multimedia Pembelajaran SD/MI dan SMP/MTS.
Link Download video pembelajaran atau Multimedia Pembelajaran untuk SMP/MTS
Link Download video pembelajaran atau Multimedia Pembelajaran untuk SD/MI
Terima kasih mudah-mudahan bermanfaat.
=========================================