Ternyata, Sinyal Ponsel Di Sekolah Besar Lengan Berkuasa Terhadap Kehadiran Guru

ANTARA - Kalau ditanya, apa saja kira-kira yang menyumbang alias menghipnotis tingkat kehadiran guru di sekolah, maka Program Kemitraan untuk Pengembangan Kapasitas dan Analisis Pendidikan (ACDP) punya jawabannya. Itu ialah sinyal telefon seluler.


Apakah cuma itu?  "Guru-guru banyak yang malas bolos, kalau di sekolah iu ada sinyal ponsel, mempunyai kamar kecil dan listrik," ujar konsultan ACDP yang juga peneliti Pusat Penelitian Kebijakan Paramadina Public Policy Institute, Totok A Soefijanto, dalam program diskusi Manajemen Guru, di Jakarta, Rabu.

Aspek lain yang besar lengan berkuasa pada kehadiran guru ialah kehadiran kepala sekolah. ACDP berpendapat, sekolah yang tidak mempunyai kepala sekolah mempunyai absensi guru yang sangat tinggi.

"Kehadiran kepala sekolah sangat penting terutama di sekolah terpencil."

Penyumbang lain, sekolah yang melibatkan komite sekolah dalam memantau anggaran sekolah dan dalam menghubungkan orangtua siswa dan sekolah, mempunyai tingkat kehadiran guru yang tinggi. 

Sedangkan keterlibatan komite sekolah dalam memantau prestasi murid justru kehadiran guru sangat rendah atau tingkat absensi guru tinggi.

"Sekolah yang mempunyai kemudahan banyak dan lebih baik mempunyai tingkat absensi guru yang lebih rendah," tambah dia. Guru juga perlu fasilitas.

Tingkat absensi guru yang tertinggi terdapat di Kalimantan dengan persentase 14,1 persen. Kemudian dilikuti Bali dan Nusa Tenggara dengan persentase 14 persen, serta Papua dan Maluku 11,6 persen.

Sementara absensi guru di kelas yang paling tingg terdapat di Sumateran yakni 17,4 persen lalu dilanjutkkan Jawa 13,4 persen serta Bali dan Nusa Tenggara 12,5 persen.

Studi absensi guru di Indonesia tersebut tercantum dalam laporan ACDP pada 2014.

Kasubdit Pendidikan Tinggi Bappenas, Amich Alhumami, terdapat tiga kriteria kehadiran guru yakni guru yang tiba dan mengajar di kelas, lalu guru yang hadir tapi tak mengajar di kelas, dan guru yang hadir tapi tidak masuk kelas.

Menurut Alhumami, untuk meningkatkan kualitas guru harus dimulai dari seleksi awal yakni Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK).

"Tapi sayangnya, hingga dikala ini masih sangat sedikit lulusan terbaik Sekolah Menengan Atas yang masuk LPTK, di antaranya UNJ dan lain-lain," kata dia.

Lulusan terbaik Sekolah Menengan Atas lebih banyak yang menyukai melanjut pendidikan di teknik ataupun akademi tinggi yang bukan keguruan. Padahal guru seharusnya lulusan terbaik dari sekolahannya alasannya mendidik belum dewasa bangsa.


Sumber: http://www.antaranews.com/berita/495951/sinyal-ponsel-di-sekolah-berpengaruh-terhadap-kehadiran-guru